Entri Populer

Selasa, 30 November 2010

Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja


Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
1.Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir  yang duduk di masa kuliah..

2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual  Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

3.Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

4.Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-     kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5.Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.Remaja ada diantara anak dan orang dewasa ,remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi fisik maupun psikisnya.
Ditinjau dari segi tersebut mereka masih termasuk golongan anak-anak ,mereka masih harus menemukan tempat di dalam masyarakat .
      Remaja ada dalam tempat marginal .Berhubung ada macam-macam persyaratan untuk dapat dikatakan dewasa maka lebih mudah untuk dimasukan katergori anak dari pada dewasa .Baru pada abad ke 18 maka masa remaja di pandang sebagai periode tertentu lepas dari periode kanak-kanak.Meskipun begitu kedudukan dan status remaja berbeda dari pada anak ,masa remaja menunjukan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan Karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak.Dipandang dari segi sosial ,remaja mempunyai posisi marginal ,penelitian Roscoe dan Peterson  membuktikan hal ini.

       Ausubel menyebut status orang dewasa sebagai status primer artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri.Status anak adalah status di peroleh (derived)artinya tergantung dari apa yang di berikan oleh orang tua(dan masyarakat).Remaja ada dalam status interim sebagai akibat dari pada posisi yang sebagian  di berikan oleh orang tua dan sebagian di peroleh melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu padanya .Status interim berhubungan dengan masa peralihan yang timbul setelah pemasakan seksual (pubertas).Masa peralihan tersebut diperlukan untuk mempelajari remaja mampu memikul tanggung jawabnya nanti dalam masa dewasa.Makin maju masyarakatnya makin sukar tugas remaja untuk mempelajari tanggung jawab ini.Remaja menurut WHO adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana :

  1)Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematamgan seksual
  2)Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa
  3)Terjadi peralihan dari kertengantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.

 Jika ditinjau dari faktor sosial psikologis

         Perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kannak menjadi dewasa .Puncak perkembangan jiwa itu di tandai dengan adanya proses perubahan  dari kondisi enthrophy ke kondisi negentrophy,Entropy adalah keadaan dimana kesadaran mausia masih belum tersusun rapi ,walaupun isinya sudah banyak(pengetahuan ,perasaan,dll)namun isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik,sehingga belum bias berfungsi secara maksimal ,isi kesadaran masih saling bertentangan ,saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kerjanya dan menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan buat orang yang bersangkutan.Selama masa remaja kondisi entropy ini secara bertahap disusun diarahkan distrukturkan kembali sehingga lambat laun terjadi kondisi negentropy.Kondisi negentropy adalah keadaan di mana isi kesadaran tersusun dangan baik ,pengetahuan yang satu terkait  dengan perasaan atau sikap.Orang dalam kadaan negentropy ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa bertindak dengan tujuan yang jelas ,ia merasa tidak perlu di bimbing lagi untuk bisa mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi mengingat saat mulainya masa remaja yang sangat dipengaruhi oleh perbedaan perorangan,maka penentuan umur saja belum cukup untuk mengetahui apakah suatu tahap perkembangan baru telah di mulai/belum .Seorang remaja berada pada batas peralihan  kehidupan anak dan dewasa.Tubuhnya kelihatan sudah dewasa akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa ia gagal menunjukan kedewasaanya,pada remaja sering terlihat adanya :

1)Kegelisahan
2)Pertentangan
3)Berkeinginan besar untukmencoba segala hal yang belum di ketahuinya
4)Keinginan menjelajah kea lam sekitar yang lebih luas
5)Mengkhayal dan berfantasi
6)Aktivitas berkelompok

Karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa ,menurut Hall memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa”stormand stress”ia menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati diri  (identitasnya)kebutuhan aktulisasi diri.Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan dengn berbagai pendekatan agar ia dapat mengaktulisasi diri secara baik ,sebagai bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya.Kebutuhan remaja diantaranya :

1)Kebutuhan organic
2)Kebutuhan Emosional
3)Kebutuhan berprestasi/need of achievement

     Pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan yang dapat diartikan  penyempurnaan proses pertumbuhan dan perkembangan dari proses sebelumnya .Disamping itu remaja membutuhkan pengakuan akan kemampuanya .Menurut Maslow kebutuhan ini disebut kebutuhan penghargaan dan pengakuan bahwa mereka telah mampu berdiri sendiri,mampu malaksanakan tugas-tugas seperti yang dilakukan oleh orang dewasa dan dapat bertanggung jawab atas sikap dan perbuatan yang dkerjakannya .Batas antara masa remaja  dan masa dewasa makin lama juga makin kabur ,pertama kali karena sebagian para remaja yang tidak lagi melanjutkan sekolah akan bekerja dan dengan begitu memasuku dunia orang dewasa pada usia remaja.Gadis-gadis yang kawin pada usia 18-19 tahun juga akan sudah memasuki dunia orang deawas ,kalau dalam keadaan seperti inidapat dikatakan sebagai masa remaja yang diperpendek ,maka keadaan sebaliknya dapat di sebut sebagai masa remaja yang diperpanjang.  



Fase-fase pada remaja:pubertas dan adolesensi

     Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal,15-18 tahun masa remaja pertengahan,18-21 tahun masa remaja akhir.Remaja usia 13 tahun menunjukan perbedaan yang besar dengan remaja usia 18 tahun,lepas dari pada perbedaan sosial-kultural dan seksual diantara para remaja sendiri.Dalam buku-buku Jerman dan Belanda memang secara global dibedakan  antara pubertas adolensesi .Bila selanjutnya dipakai istilah puber maka yang dimaksudkan adalah remaja sekitar masa pemasakan seksul.Pada umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada anak laki-laki dan 11-15 tahun pada anak perempuan .

     Menurut Remplein masih menyisipkan apa yang di sebutnya “jugencrise”(krisis remaja)diantara masa pubertas dan adolensi.Denag begitu maka usia antara 11-21 tahun di baginya menjadi: pra-pubertas 10½-13 tahun (wanita),12-14 tahun(laki-laki), pubertas 13-15½ tahun(wanita),14-16 tahun(laki-laki),krisi remaja 15½-16½tahun(wanita),16-17 tahun (laki-laki)adolensi 16½-20 tahun(wanita),17-21 tahun(laki-laki).Pecahan-pecahan tahun yang dikemukakan Remplein diatas memberikan kesan yang sukar dapat dibuktikan secara empiris,menurutnya krisis remaja adalah suatu masa dengan gejala-gejalakrisi yang menunjukan adanya pembelokan dalam perkembangan,suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat.

Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja

Perkembangan Fisik
yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif

PerkembanganKognitif
Menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan.Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme  Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain” Elkind  mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.
Personal fabel adalah “suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendiri mengenai diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar” .

Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya. Elkind menjelaskan “personal fable” sebagai berikut :

Personal fable
 adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom dkk kemudian membuktikan bahwa baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.

Perkembangan kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya

Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya .

Perkembangan sosial remaja

        Sebelum masa remaja sudah ada saling hubungan yang lebih erat antara anak-anak yang sebaya ,sering juga timbul kelompok-kelompok anak ,perkumpulan-perkumpulan untuk bermain bersama atau membuat rencana bersama misalnya seperi kemah  dan kegiatan yang lainya .Suatu sifat yang khas lagi dari kelompok anak pra-remaja atau pra-pubertas ini adalah mereka tidak menentang orang dewasa melainkan justru menirukan mereka dalam olah raga,permainan,dan lainya .

          Dalam perkembangan sosial remaja dapat dilihat adanya dua macam gerak:satu yaitu memisahkan diri dari orang tua, dan yang lain adalah menuju kearah teman-teman sebaya .Dua macam arah gerak ini tidak merupaka dua hal  yang berturutan meskipun yang satu dapat terkait pada yang lain.Hal ini menyebabkan bahwa gerak yang pertama tanpa adanya gerak yang kedua dapt menyebabkan rasa kesepian .Hal ini kadang-kadang dijumpai dalam masa remaja dalam keadaan yang ekstrim hal ini dapat menyebabkan usaha-usaha untuk bunuh diri ,juga kualitas hubungan dengan orang tua memegang peranan yang sangat penting .Dua macam gerak ini yang memisahakan diri dari orang tua dan menuju ke rah teman –teman sebaya ,merupakn suatu reaksi terhadap status interim anak muda sesudah mulainya pubertas tibul suatu diskrepansi yang besar antara “kedewasaan”jasmaniah dengan ikatan sosial pada orang tua,dalam keadaan yang sudah dewasa remaj masih terbatas dalam kemungkinan-kemungkinan perkembanganya mereka masih tinggal bersama orang tua mereka dan meruoakan bagian dari keluarga ,mereka secara ekonomik masih tergantung pada orang tua kadang-kadang sampai jangka waktu yang lama .Dalam keadaan ini dapatlah di mengerti bahwa mereka saling mencari teman sebaya karena mengerti bahwa mereka ada dalam nasib yang sama ,dalam status  interim yang sama mereka bersama –sama berusaha untuk mencapai kebebasan  mereka mempunyai  kecenderungan yang sama untuk menghayati kebebasan tadi sesuai dengan usiany.Untuk pertama kalinya mereka merasa satu dan mereka saling mengisi ,disamping itu untuk pertama kalinya mereka secara jelas tertarik pada lawan jenisnya ,hal ini memberikan pada mereka penghayatan yang belum pernah di kenalnya lebih dahulu seperti yang mereka alami sekaramg sebagai tanda-tanda status dewasa yang diinginkan ,untuk itu mereka korbankan sebagian besar hubungan emosi merka dengan orang tua dalam usaha un tuk menjadi wakil kelompok teman sebaya mereka ,pada anak wanita hal ini terjadi lebih sukar dari pada anak laki-laki.Bahwa pelepasan emosi denag orang tua pada remaja wanita agak sukar karena mungkin disebabkan oleh adanya interaksi sifat khas wanita dan nilai-nilai masyarakat sekelilingnya .
        Melepasakn hubungan dengan orang tua atau usaha untuk dapat berdiri sendiri ini juga sudah di jumpai pada masa sebelum remaja,menurut Marcoby maka sistem  hubungan orang tua anak dalam kelurga berubah dari regulasi oleh orang tua antara usia 8 dan 12 tahun menjadi coregulasi(menentukan bersama)dimana orang tuamenentukan sendiri  padaanak dalam situasi regulasi diri hal ini tidak menghalangi adanya interaksi antara anak dan orang tua.
     Dalam masa remaja ,remaja berusaha untuk melepaskandiri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan jati dirinya ,sudah tentu pembentukan identitas yaitu perkembangan kea rah individulitas yang mantap yang merupakan aspek yangpenting dalam perkembangan berdiri sendiri ,bahwa kita tidak tenggelam dalam peran yang kita mainkan misalny sebagai anak ,teman sejawat,pelajar  pembimbing dan sebagainya tetapi dalam hal-hal tersebut tetap menghayati sebagai pribadi dirinya sendiri adalah suatu pengalaman yang harus dimiliki remaja dalam perkembangan yang sehat. 

Tugas-Tugas Perkembangan

         Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusai pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks.Oleh Havigurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari,dijalani,dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya,atua dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh.Pada jenjang kehidupan remaja,seseorang telah berada pada posisi yang cukup kompleks dimana ia telah banyak menyelesaikan tugas-tugas perkembanganya ,seperti misalnya mengatasi sifat tergantung pada orang lain,memahami norma pergaulan dengan teman sebaya,dan lainya.Secara sadar pada akhir masa anak-anak  seorang individu berupaya untuk dapat bersikap dan berperilaku lebih dewasa.Hal ini merupakan “tugas”yang cukup berat bagi para remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas perkembanganya,sehubungan dengan semakin luasdan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus dihadapi.Tidak lagi ia(mereka) dijuluki sebagai anak-anak,melainkan ingin dihargai dan diakui sebagai orang yang sudah dewasa.Dengan demikian para remaja menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat hidup dewasa ,dalam arti mampu menghadapi masalah-masalah ,bertindak dan bertanggung jawab sendiri.Oleh karena itu,tugas perkembagan pada masa remaja ini dipusatkan pada upaya untuk menamggulangi sikap dan pola perilaku kakanak-kanakan.

Tugas-tugas perkembangan tersebut oleh Havigurst dikaitkan dengan fungsi belajar,karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai uopaya mempelajari norma kehiduoan dan dan budaya masyarakat agar ia(mereka)mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupdn nyata.

Untuk memahami jenis tugas perkembangan remaja,perlu di pahami hal-hal yang harus dilakukan oleh orang dewasa.Makna”dewasa”dapat diastikan dari berbagai segi,sehingga dikenal istilah dewasa secara fisik,secara sosial secara psikologis ,dewasa menurut hokum,dan sebagainya.Setelah seseorang berusia 17 tahun dikatakan sebagai orang yang telah dewasa  dan dapat diartikan dewasa dari beberapa segi ,baik dewasa dari segi fisik yang berarti orang itu telah siap untuk melaksanakan tugs-tugas reproduksi,dan dewasa dari segi hukum.Oleh karena itu,jenis tugas perkembangan remaja itu pada dasarnya mencakup srgala persipan diri untuk memasuki jenjang dewasa,yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan  sisio-psikologis.Havigurst (Garrison,1956:14-15)mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja yaitu:
  
   1) mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara lebih memuaskan dan            matang;
   2) mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial;
3) menerima kedaan badanya dan menggunakanya secara efektif;
4) mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa;
5) mencapai kebebasan ekonomi;
6) memilih dan menyipkan suatu pekerjaan;
7) menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga;
8) mengembangkan ketrampilan dan kosep intelektual yang perlu bagi warga Negara yang kompeten;
9) menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial;dan
     10) menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku

         Secara rinci akan dibahas jenis tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan kehidupan pribadi sebagai individu dan kehiduoan sosial kemasyarakatan,sedang tgas perkembangan remaja yang berkaitan dengan kehidupan pendidikan dan karier serta kehidupan berkeluarga akan di bahas dalam bab tersendiri.Tugas-tugas tersebut pada dasarnya (praktis)tidak dapt dipisahkan secara pilah,karena remaja itu adalah pribadi yang utuh.Dilihat dari perkembangan kehidupan secara menyeluruh,pertumbuhan dan perkembangan di masa remaja relative berjalan secara singkat.Namun demikian banyak hal yang harus diselesaikan selama masa perkembangan remaja yang singkat ini.Pada tugas perkembangan fisik upaya untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan yang:serba tak harmoni”amatlah berat.hal ini dapat bertambah sulit bagi remaja yang sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang mengagungkan penampilan diri pada waktu dewasa nanti.Oleh karena itu,tidak sedikit remaja bertingkah kurang baik dan kurang tepat .
         Di lain pihak,remaja telah mengantisipasi tugas-tugas dalam kehidupan sosial.Bagi seorang pria,yakni merencanakan untuk menjadi seoarang yang bertanggung jawab bagi kehidupan keluarga,sehinnga tugas mempersiapkan diri untuk mampu menjadi manusia bertanggung jawab dalam arti menjadi pelindung keluarga,baik dari segi keamanan maupun ketentraman jiwa wanita dan anak-anak telah direncanakan.Implikasi pemikiran ini tercermin dalam nalurinya untuk menjadi seorang yang kuat,secara ekonomis menjadi orang yang produktif,yang hal ini tercermin pada penetapan jenis pekerjaan yang diidamkan.Dengan sendirinya hal itu juga berpengaruh kepada pemilihan jenis pendidikan yang akan di tempuh.Bagi remaja wanita,naluri untuk menjadi wanita yang penuh kasih sayang tetapi sekaligus menjadi wanita yang membutuhkan perlindungan,telah pula memoengaruhi upaya untuk mempersiapkan dirinya memasuki jenjang kedewasaan.Memasuki jenjang dewasa telah “terbayang”berbagai hal yang harusdi hadapi.Bukan saja menghadapi hal-hal yang berkaitam dengan kebutuhan fisik ,soaial,ekonomi,tetapi juga menghadapi tugas yang berkaitan dengan factor psikologis,seperti pencapaian kebahagiaan dan kepuasan,persaingan,kekecewaan ,dan perang batin yang terjadi karena perbedaan norma masyarakat dalam system kehidupan sosial dan kata hati setiap individu.   

7 komentar: